Menyantap Somtam, Sensasi Pedas Segar Khas Thailand

Read Time:1 Minute, 6 Second

Suara riuh pasar malam di Bangkok berpadu dengan aroma serai, cabai, dan jeruk nipis yang menusuk hidung. Di tengah keramaian itu, aku menemukan sebuah gerobak kecil dengan lesung batu besar di atas meja kayu. Seorang ibu paruh baya sedang menumbuk irisan pepaya muda, cabai merah, dan kacang tanah — ritme tumbukannya cepat, penuh semangat. “Somtam!” serunya sambil tersenyum, mengundang siapa pun yang lewat.

Somtam, salad pepaya muda khas Thailand, adalah salah satu hidangan paling ikonik di negeri gajah putih. Dari gigitan pertama, rasa segar langsung menyentak lidah — perpaduan pedas, asam, asin, dan manis yang menari harmonis. Serutan pepaya yang renyah berpadu dengan tomat ceri, udang kering, dan saus ikan yang tajam, menciptakan sensasi yang tak terlupakan.

Aku duduk di bangku plastik kecil sambil menikmati piringku. Keringat mulai muncul di dahi, tapi rasanya terlalu nikmat untuk berhenti. Seorang turis di sebelahku tertawa melihat reaksiku. “First time?” katanya. Aku mengangguk sambil tersenyum — pedasnya menyiksa tapi menyenangkan.

Setiap suapan Somtam membawa cerita: tentang kesederhanaan bahan lokal, kreativitas rakyat Thailand, dan semangat hidup yang mereka rayakan lewat rasa. Tak heran jika hidangan ini menjadi favorit di setiap sudut, dari pasar jalanan hingga restoran bintang lima.

Malam itu, di bawah lampu kuning pasar, aku menyadari sesuatu — terkadang kebahagiaan bisa sesederhana menikmati semangkuk Somtam di pinggir jalan, di negeri yang tak berhenti menawarkan kehangatan lewat rasa dan senyum.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Keajaiban Salmon Sashimi: Menyelami Rasa dan Manfaat Kesehatannya